Palembang (ANTARA) - Kekalahan Sriwijaya FC (SFC) di kandang sendiri dalam pertandingan Indonesia Super League (ISL) melawan Bontang FC di Stadion Gelora Jakabaring, Palembang, Minggu (7/3) malam, terus meluapkan rasa kesal dari para pendukung "Laskar Wong Kito" ini.
Hingga Senin pagi, sejumlah penonton setia dan pendukung SFC masih terus meluapkan kekesalahan mereka dan dicurahkan dengan berbagai cara, termasuk menghubungi media massa seperti koran dan radio setempat, untuk menyampaikan kekesalan mereka.
Kekalahan SFC dengan skor 1-2 melawan Bontang FC itu, membuat sebagian besar penonton yang merupakan pendukung setia kesebelasan dari Sumatra Selatan itu, melampiaskan kekesalan mereka dengan melempari botol air mineral dan kaleng minuman menjelang pertandingan usai.
Botol dan kaleng itu dilemparkan penonton dari tribun atas (Barat dan Timur) ke bagian bawah, diarahkan ke tempat duduk pemain, manajer dan pelatih kedua kesebelasan.
Beberapa benda keras itu menerpa penutup tempat duduk mereka, namun sebagian lainnya nyaris mengenai petugas kepolisian dan keamanan serta panitia yang berada di bawah tribun itu.
Sejumlah polisi dan personel TNI yang berada di tengah tribun dan di bawah berusaha menenangkan massa. Namun tetap saja, lemparan benda keras itu berseliweran jatuh ke bawah, membuat para petugas harus menghindari terkena.
Para penonton itu, umumnya menyatakan kekecewaan mereka atas kekalahan SFC, padahal main di kandang sendiri.
Apalagi SFC juga mulai memainkan striker baru yang diburu dari Uzbekistan, Pavel Solomin, dan digadang-gadang oleh pelatih dan manajemen SFC sebagai pemain andalan baru untuk bisa mencetak gol ke gawang lawan.
Pelatih dan manajer serta para pemain SFC sebelumnya juga menjanjikan akan bermain baik dan memenangkan pertandingan melawan Bontang FC itu.
"Mak mano ini, katanyo dengan striker asing baru itu SFC akan menang, ternyata masih kalah jugo," ujar Imran, salah satu penonton dengan logat khas Palembangnya.
Sejumlah penonton lainnya, termasuk penonton wanita juga kecewa dan marah atas kekalahan SFC itu.
Beberapa penonton mengungkapkan kekesalannya atas kegagalan eksekusi tendangan penalti yang dilakukan Obiora Richard di babak pertama, sehingga SFC gagal meraih kemenangan, bahkan dibalas dengan skor 1-1 dan akhirnya jurtru kalah 1-2 hingga pertandingan usai.
Mereka menyayangkan pelatih SFC, Rahmad Darmawan, yang lambat mengganti Obiora. Padahal dia bermain kurang baik, apalagi setelah gagal mengeksekusi penalti yang diberikan wasit untuk SFC.
Penonton berharap agar pemain SFC apalagi pemain asing yang bermain buruk sebaiknya tidak dimainkan, lebih baik memberikan kesempatan pemain lokal yang lebih baik.
Kekecewaan penonton itu juga beralasan, mengingat mereka tetap hadir menonton di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang itu, kendati hujan, untuk menyaksikan langsung dan memberikan dukungan kepada kesebelasan kesayangannya itu.
Ternyata pengorbanan pentonton yang bertahan datang walaupun hujan, dengan sebagian tubuh penonton basah air hujan, justru mendapati SFC dipermalukan dan kalah di kandang sendiri, sehingga luapan kekesalan penonton pun tertumpahkan.
Namun insiden lebih lanjut tidak terjadi, kendati petugas kepolisian sempat mengamankan seorang penonton yang diduga melempari pemain dan sempat nyaris menjadi sasaran kemarahan penonton lainnya.
Pengamanan yang ketat dari aparat terkait di stadion itu, dilakukan pada hampir setiap sudut stadion itu.
Hingga Senin pagi, sejumlah penonton setia dan pendukung SFC masih terus meluapkan kekesalahan mereka dan dicurahkan dengan berbagai cara, termasuk menghubungi media massa seperti koran dan radio setempat, untuk menyampaikan kekesalan mereka.
Kekalahan SFC dengan skor 1-2 melawan Bontang FC itu, membuat sebagian besar penonton yang merupakan pendukung setia kesebelasan dari Sumatra Selatan itu, melampiaskan kekesalan mereka dengan melempari botol air mineral dan kaleng minuman menjelang pertandingan usai.
Botol dan kaleng itu dilemparkan penonton dari tribun atas (Barat dan Timur) ke bagian bawah, diarahkan ke tempat duduk pemain, manajer dan pelatih kedua kesebelasan.
Beberapa benda keras itu menerpa penutup tempat duduk mereka, namun sebagian lainnya nyaris mengenai petugas kepolisian dan keamanan serta panitia yang berada di bawah tribun itu.
Sejumlah polisi dan personel TNI yang berada di tengah tribun dan di bawah berusaha menenangkan massa. Namun tetap saja, lemparan benda keras itu berseliweran jatuh ke bawah, membuat para petugas harus menghindari terkena.
Para penonton itu, umumnya menyatakan kekecewaan mereka atas kekalahan SFC, padahal main di kandang sendiri.
Apalagi SFC juga mulai memainkan striker baru yang diburu dari Uzbekistan, Pavel Solomin, dan digadang-gadang oleh pelatih dan manajemen SFC sebagai pemain andalan baru untuk bisa mencetak gol ke gawang lawan.
Pelatih dan manajer serta para pemain SFC sebelumnya juga menjanjikan akan bermain baik dan memenangkan pertandingan melawan Bontang FC itu.
"Mak mano ini, katanyo dengan striker asing baru itu SFC akan menang, ternyata masih kalah jugo," ujar Imran, salah satu penonton dengan logat khas Palembangnya.
Sejumlah penonton lainnya, termasuk penonton wanita juga kecewa dan marah atas kekalahan SFC itu.
Beberapa penonton mengungkapkan kekesalannya atas kegagalan eksekusi tendangan penalti yang dilakukan Obiora Richard di babak pertama, sehingga SFC gagal meraih kemenangan, bahkan dibalas dengan skor 1-1 dan akhirnya jurtru kalah 1-2 hingga pertandingan usai.
Mereka menyayangkan pelatih SFC, Rahmad Darmawan, yang lambat mengganti Obiora. Padahal dia bermain kurang baik, apalagi setelah gagal mengeksekusi penalti yang diberikan wasit untuk SFC.
Penonton berharap agar pemain SFC apalagi pemain asing yang bermain buruk sebaiknya tidak dimainkan, lebih baik memberikan kesempatan pemain lokal yang lebih baik.
Kekecewaan penonton itu juga beralasan, mengingat mereka tetap hadir menonton di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang itu, kendati hujan, untuk menyaksikan langsung dan memberikan dukungan kepada kesebelasan kesayangannya itu.
Ternyata pengorbanan pentonton yang bertahan datang walaupun hujan, dengan sebagian tubuh penonton basah air hujan, justru mendapati SFC dipermalukan dan kalah di kandang sendiri, sehingga luapan kekesalan penonton pun tertumpahkan.
Namun insiden lebih lanjut tidak terjadi, kendati petugas kepolisian sempat mengamankan seorang penonton yang diduga melempari pemain dan sempat nyaris menjadi sasaran kemarahan penonton lainnya.
Pengamanan yang ketat dari aparat terkait di stadion itu, dilakukan pada hampir setiap sudut stadion itu.
0 komentar:
Posting Komentar